07 September 2009

Scandal Bank Century

Skandal Bank Century

(?)
Ada sesuatu menarik saat Wakil Presiden Jusuf Kalla angkat berbicara terkait demokrasi dan ekonomi, salah satunya tentang kontroversi penalangan dana (bail out) Bank Century oleh Pemerintah.

Apakah pemerintah perlu untuk lebih serius menyoroti kasus bail out Bank Century?

Mungkin saatnya pihak-pihak yang terlibat secara langsung dalam mengambil keputusan bail out itu, bertanggung jawab , seperti Gubernur BI (Bank Indonesia), Menteri Keuangan, dan Ketua Komisioner LPS (Lembaga Penjamin Simpanan)

Wakil Presien Jusuf Kalla yang hanya mengatakan lebih baik tunggu hasil audit BPK (Badan Pemeriksa Keuanga) pun mengundang banyak misteri.

Sebelumnya, Jusuf Kalla menegaskan sejak awal ia sudah menolak dana talangan (bail out) untuk Bank Century. Alasannya, permasalahan Century merupakan kasus besar yang mengancam negara. Hal ini tentu menjadi suatu wacana tersendiri membahas betapa tidak kompaknya pemerintahan ada saat itu. Siapa yang salah dan apa sebaiknya yang terjadi?

“Wapres bilang dari awal menolak bail out, karena itu perampokan.”

Jusuf Kalla juga mengatakan kalau kasus Century diungkap, maka akan panjang akibatnya. Apapun bisa melebar ke manapun, kita semua masih belum tahu. Sayang, ketika diwawancara Kalla menolak menjelaskan maksud perkataannya. Apakah sepekulasi kita prihal ini?

Pemerintah melalui Lembaga Penjamin Simpanan telah mengucurkan modal untuk bank yang dibobol mantan pemiliknya, Robert Tantular, sebesar Rp 6,7 triliun. Suntikan dana ini membuat anggota DPR protes. Lalu bagaimana masyarakat menanggapinya?










Kian semakin meruncing skandal Bank Century. Terlebih setelah polemik digelontornya lewat Lembaga Penjaminan Simpanan ( LPS ), sebesar Rp 6,672 Triliun dan perkiraan nilai saham pada saat bank harus didivestasi tahun 2011. Dalam konteks yang demikian tersebut potensi menimbulkan kerugian Negara berkisar 4,72 Triliun.